TEORI KONSUMEN
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa.
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna
berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang,
kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka
mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.
Perilaku
Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam
mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana
konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang,waktu dan tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diinginkan.
Perilaku permintaan konsumen
terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak
berubah. Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang
menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli
berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa
yang diharapkannya.
Kegunaan atau nilai guna
suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini.
1. Nilai guna total (total utility) adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
2. Nilai guna maksimal (marginal utility) adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3. Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.
Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4. Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
1. Nilai guna total (total utility) adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
2. Nilai guna maksimal (marginal utility) adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3. Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.
Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4. Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan
irasional.
a. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
3) Kualitas barang terjamin.
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.
b. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek terkenal.
2) Membeli barang karena ada bonusnya.
a. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
3) Kualitas barang terjamin.
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.
b. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek terkenal.
2) Membeli barang karena ada bonusnya.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan untuk mempelajari
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal
2. Pendekatan Ordinal
Dengan alasan, Konsumen bersikap rasional dengan anggaran yang
tersedia dan konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang
dikonsumsinya.
1. Pendekatan kardinal ,
asumsi(landasan) dasarnya:
Ø Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
Ø Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.
Ø Terjadi hukum The law
of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi
semakin kecil. ( Mula – mula kepuasan akan naik
sampai dengan titik tertentu atau tambahan kepuasan akan semakin turun ). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping
Marginal Utility curva (bentuk kurva miring kebawah). Tingkat kepuasan yang
semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Ø Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit
barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal
harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan
mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka
dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Asumsi seorang konsumen :
v
Konsumen harus
rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.
v
Konsumen punya
preferensi jelas akan barang dan jasa
v
Terdapat kendala anggaran
2. Pendekatan Ordinal
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent.Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent.Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
- Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking
kebutuhan yang dimilikinya.
- Kepuasan konsumen dapat
diurutkan, ordering
- Konsumen lebih menyukai yang
lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang
yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang
dimilikinya.
Pendekatan ordinal membutuhkan
tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent
adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara dua jenis barang di mana
konsumen mendapatkan kepuasan yang sama (indiferen) pada tiap-tiap titik
kombinasi kuantitas (Q) kedua jenis tersebut. Kurva indiferen mengasumsikan
bahwa banyak lebih disukai daripada sedikit. Kurva ini akan cembung dari
biasanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar